5/5 - (1 vote)

Sejarah Bekasi tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Kerajaan Tarumanegara, mengingat wilayah ini diduga merupakan bekas ibu kota kerajaan. Dayeuh Sundasembawa atau kerap disebut Jayagiri merupakan sebutan bagi wilayah Bekasi pada zaman kerajaan.

Menurut sejarawan dan ahli fisiologi, wilayah ibu kota kerajaan tersebut lebih cenderung ke wilayah Bekasi pada saat ini.

Bekasi pada Zaman Kerajaan

Sejarah Bekasi

Dayeuh Sundasembawa atau wilayah Bekasi saat ini diduga merupakan daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723) sebagai sosok pendiri kerajaan Sunda yang menurunkan raja-raja selanjutnya sampai ke generasi ke-40.

Wilayah ini dinilai memiliki peranan yang cukup penting karena memberikan informasi terkait keberadaan tatar sunda pada masa lampau. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya empat prasasti yang lebih dikenal dengan nama Kebantenan.

Sejak abad ke-5 Masehi yakni kekuasaan Kerajaan Tarumanegara, selanjutnya abad ke-8 ketika pemerintahan Kerajaan Galuh dan abad ke-14 ketika pemerintahan Kerajaan Pajajaran, Bekasi dijadikan sebagai salah satu daerah kekuasaan.

Hal tersebut tidak lain karena wilayahnya yang strategis yakni sebagai penghubung dengan pelabuhan Sunda Kelapa yang kini merupakan wilayah Jakarta. Berikut ialah penjelasan lebih rinci terkait sejarah Bekasi pada masa kerajaan:

1. Masa Kerajaan Tarumanegara

Bukti keberadaan Kota Bekasi ditunjukkan dengan penemuan beberapa prasasti seperti Prasasti Tugu, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Ciaruteun, Muara Cianten dan Cidanghiang).

Dari beberapa prasasti tersebut, terdapat penyebutan bahwa wilayah Bekasi saat ini merupakan pusat kerajaan yang memiliki peranan dan pengaruh yang cukup penting.

Selain itu, salah satu dari prasasti tersebut juga menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah membangun saluran irigasi dari Sungai Candrabaga dan Gomati untuk mengembangkan sektor pertanian di wilayah ini.

2. Masa Kerajaan Pajajaran

Setelah runtuhnya Tarumanegara pada abad ke-7 sampai abad ke-8 akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, maka munculah Kerajaan Pajajaran. Lokasi kerajaan ini kembali menempati wilayah Bekasi sebagai kawasan pelabuhan sungai yang berperan penting.

Pelabuhan sungai ini menjadi salah satu tempat transit sekaligus penghubung strategis dengan Pelabuhan Sunda Kelapa.

3. Masa Jayakarta

Sama halnya dengan masa Kerajaan Pajajaran dimana Bekasi masih menjadi pelabuhan transit dan penghubung dengan wilayah Sunda Kelapa. Nama Jayakarta atau Kota Kemenangan mulai digunakan ketika Sunda Kelapa berhasil jatuh ke tangan Fatahillah pada 22 Juni 1527.

Namun eksistensi kekuasaan ini tidak berjalan cukup lama, pada 30 Mei 1619, Jayakarta berhasil jatuh ke tangan VOC dan diubah menjadi Batavia. Perubahan nama ini secara tidak langsung juga menandai berakhirnya masa kerajaan di wilayah Bekasi.

Dalam periode ini, muncul juga istilah “Tanah-tanah Partikelir” sebagai tanah yang berada di bawah kekuasaan kemandoran atau kademangan.

Penerapan kebijakan sistem tanah ini menimbulkan kesengsaraan yang amat mendalam di kalangan masyarakat. Kondisi ini semakin memuncak yang ditandai dengan munculnya aksi dan pemberontakan petani pada tahun 1869 di daerah Tambun, Bekasi.

Berakhirnya pengaruh masa kerajaan di wilayah Bekasi menandai dimulainya periodisasi atau pembabakan sejarah baru yakni masa kolonial atau kekuasaan VOC dan Hindia Belanda.

Baca Juga : Alun Alun Bekasi .

Sejarah Bekasi Sebelum Kemerdekaan

Sejarah Bekasi Sebelum Kemerdekaan

Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah yang memiliki rekam jejak sejarah yang cukup panjang. Hal ini terbukti dari pencatatan sejarah yang dilakukan, mulai dari zaman kerajaan, zaman kolonial Belanda, pendudukan Jepang, sampai masa kemerdekaaan Indonesia.

Di era kolonial Belanda, Bekasi menjadi salah satu daerah Kawedanan (Distrik) sekaligus Regenschap (Kabupaten). dalam masa ini, kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek masih didominasi oleh tuan tanah dari Belanda dan Cina.

Leave a Reply

Your email address will not be published

Verified by MonsterInsights