5/5 - (5 votes)

Pada tahun 1946, ketika Jakarta menjadi daerah kekuasaan NICA, Bekasi menjadi daerah terluar yang paling dekat dengan Jakarta.

Memasuki pertengahan tahun 1947, Belanda melanggar isi dari Perjanjian Linggarjati dan kembali melakukan gencatan senjata berupa agresi militer yang pertama. Dalam periode ini, Gedung Juang Bekasi kembali dikuasai Belanda sampai tahun 1949.

Selanjutnya pada tahun 1950, pejuang Indonesia kembali lagi mengambil alih alih gedung ini sekaligus mengamankan daerah di sekitarnya. Sejak saat itu, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi mulai menempati gedung ini untuk pertama kalinya.

Setahun kemudian yakni tahun 1951, gedung ini diisi oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yakni Batalyon Kian Santang. Selain itu, beberapa kantor jawatan juga pernah memanfaatkan gedung ini seperti DPRD sementara, DPRD-GR ataupun DPRD tingkat II.

Pemanfaatan gedung tersebut mulai dilakukan sejak tahun 1960 sampai akhir tahun 1982.

Bagaimana Konsep Pembagian Bangunan dalam Gedung Juang?

Gedung Juang Bekasi

Saat ini, Gedung Juang Bekasi telah dilengkapi dengan dua bangunan bar yang difungsikan untuk menyimpan mobil pemadam kebakaran dan bangunan laboratorium miliki Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.

Terlepas dari hal itu, Gedung Juang pada dasarnya memiliki 3 unit bangunan utama. Berikut ialah penjelasan lebih lengkapnya terkait setiap unit bangunan yang ada:

1. Bangunan Utama

Bangunan utama Gedung Juang kerap disebut sebagai Gedung Tinggi oleh masyarakat sekitar. Penyebutan gedung tersebut tentunya tidak terlepas dari kondisi bangunannya yang terdiri dari 2 lantai dengan ketinggian sekitar 15 m.

Atap bangunan utama ini berupa limas dengan puncak bubungan menyerupai pelana yang terpenggal oleh lantern atau louvre. Dalam hal ini, lantern atau louvre diartikan sebagai hasil modifikasi dari atap tumpang yang berfungsi untuk ventilasi udara dan media masuk cahaya.

Bangunan utama ini memiliki serambi-serambi dengan corak Eropa di setiap lantainya. Adapun ukuran panjang dan lebar untuk serambi di lantai satu ialah 21,62 m dengan lebar 2 m.

Lantai satu memiliki ciri khas berupa lantai dengan keramik berhias dan 5 jendela dengan ukuran yang sama dengan pintu dan jendela di lantai dua. Semua pintu dan jendela yang ada terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan teralis besi.

Selanjutnya, untuk lantai kedua memiliki keunikan tersendiri yakni beberapa blok lantainya yang terbuat dari kaca. Sebagai penghubung lantai satu dan lantai dua, maka terdapat tangga utama penghubung yang dilapisi dengan marmer.

2. Tiga Paviliun Bangunan Utama

Tiga paviliun yang terletak di bagian kiri bangunan utama saat ini difungsikan sebagai Museum di Bekasi. Meski telah beralih fungsi, bangunan ini tetap mempertahankan tegel sebagai lantainya dengan tinggi plafon 4,2 m.

Selanjutnya, untuk bagian paviliun yang lain kini dimanfaatkan sebagai ruangan Kantor PKK Kabupaten Bekasi. Dalam ruang utama, terdapat banyak koleksi berupa foto-foto lama yang sudah dibingkai sebagai cagar budaya yang dahulu diletakkan di vitrin.

Sedangkan untuk paviliun yang berada di sisi paling kiri saat ini digunakan sebagai ruangan kantor dari berbagai jenis organisasi masyarakat yang ada di Kabupaten Bekasi.

Dalam atap paviliun ini terdapat tulisan 1910 dengan tiang penopang di setiap titik sudutnya. Bangunan paviliun dengan atap berupa angka ini menjadi bangunan yang memiliki ukurang paling kecil dibandingkan paviliun-paviliun lainnya.

3. Satu Paviliun di Sebelah Kanan Bangunan Utama

Bagian terakhir dari bangunan utama ialah satu paviliun yang berada di sebelah kanan bangunan utama. Bangunan ini memiliki penyangga berupa kanopi yang berbentuk segitiga dengan lima pintu masuk.

Saat ini, bangunan ini difungsikan sebagai ruangan organisasi masyarakat sama halnya dengan salah satu paviliun yang ada di sebelah kiri bangunan utama.

Itulah 3 unit bangunan yang ada di dalam Gedung Juang. Sebagian besar instrumen yang ada di dalamnya masih mempertahankan bentuk aslinya. Dalam hal ini, perubahan yang ada hanya terletak pada fungsi dan pemanfaatannya saja.

Setelah membaca ulasan sejarah bekasi, bagian Gedung Juang Bekasi dan pemanfaatannya, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi gedung ini banyak mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu, baik itu sebelum dan sesudah kemerdekaan ataupun saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published

Verified by MonsterInsights